Narasi kocak dariku untuk temen-temen serumah
Abidin’s Angels Vs Unknown Maling ID:
A Mission in the Deep Night
(Reported by Ahdee)
Minggu itu, 13 Mei 2012, aku terbangun setelah mendengar suara Sucy yang
sedang ngobrol dengan Silvy. Ah, sudah pagi ya? Jam berapa ini? 6 kah? Ah,
berarti sebentar lagi bersih-bersih markas (kegiatan rutin mingguan). Cepat
sekali rasanya aku tertidur. Tanpa mimpi pula! Kepo, aku pun menggapai HP untuk
melihat waktu.
Pukul 02.32 !?
Aku kaget! Ngapain mereka bangun di tengah malam? Rasanya mereka tidak
punya misi Akuntansi yang mendesak.
Layar HP SonEr-ku menampilkan satu sms, setelah kubuka ternyata sms dari
Kapten Sucy yang intinya ingin memberitahu angota Abidin’s Angel bahwa Unknown Maling ID (UMID) baru saja
menyatroni rumah tetangga sebelah (sayap barat). Sekedar definisi markas kami,
dinding rumah tetangga kami (baik sayap barat dan timur) berhimpit romantis
dengan dinding markas kami. Kapten Sucy memberi
komando siaga satu. Setengah sadar dan dengan badan yang pegal setelah seharian
beraktivitas, aku pun bergabung dengan duo S itu. Dari komando yang diberikan
Kapten, dapat disimpulkan intinya: ADA MALING!
Kapten Sucy pun menceritakan kejadian yang dialaminya. “Aku baru bisa
tidur jam 2 karena insomnia. Biasanya tetangga di depan rumah menyalakan mesin
motor karena harus kerja shift malam.
Namun malam ini tidak ada rutinitas tersebut.”
“Setelah beberapa menit tertidur, aku mendengar suara kaki yang menuruni
dinding pagar rumah kita kemudian melompat. Bruk! Suara kakinya terdengar
keras. Aku udah berteriak; MALIIING!!! Sayangnya suara yang keluar tadi bukan
suara ganasku karena aku masih setengah sadar.” Lanjutnya. Suara ganas? Ya,
sebenarnya suara Sucy keras khas orang Makasar. “Aku dengar itu dengan jelas!
Astaghfirullah. Aku kaget. Aku langsung menaruh dompet di bawah kasur dan
melompat duduk membelakangi pintu kamarku.” Wah, sigap sekali kapten kita!
Melompat? Pagar rumah kita??? Aku kaget setengah mati. Jangan-jangan si UMID
udah ada di DAOP A (Daerah Operasi Atas) markas kami dengan mengambil jalur
udara (atap) karena gak mungkin musuh masuk melalui jalur darat (pintu depan) markas
kami. Sistem imun gerbang jalur darat kami double
protection: (1) kunci besi dan (2) kunci dari kayu yang dipaku di sisi
pintu; sehingga sulit ditembus. Lagi pula atap markas kami rendah sehingga
memungkinkan untuk dijamah si UMID. Kucing aja sering masuk lewat jalur itu.
(Maling kok disamain sama kucing? Haha.. gapapa deh, mereka kan sama-sama suka
nyolong! Bedanya kucing punya nilai tambah: lucu!!! Miauw…).
Semenit kemudian tongkat bekas pel tua kami sulap menjadi pedang samurai
yang harus bisa melindungi kami dari si UMID (jika tamu sialan ini ada di DAOP
A). Aku langsung siaga dengan pedang cahaya (senter) di tangan, Kapten Sucy memegang
erat samurainya, sedangkan Silvy aku wasiatkan sarung sakti warisan Papihku
(sebenernya minta si, gak diwarisin, haha). Rencananya sarung itu akan disulap
jadi borgol kalau si UMID udah ketangkep karena semua tali di markas kami sudah
ditiadakan.
Dengan tenang kami melangkah menaiki tangga menuju DAOP A. Tipe formasi squadron yang kami pilih untuk misi kali
ini adalah formasi Night Cat. Bagai
kucing yang sedang berburu di kegelapan malam, matanya menyala (visualisasi:
aku pegang pedang cahaya untuk mendeteksi lawan), kemudian jika target sudah
terlihat si kucing akan menerkamnya (Kapten Sucy memegang samurai bersiap untuk
memukul lawan), setelah itu si kucing akan mengunci pergerakan target (Silvy
meng-handle sarung sakti untuk
mengunci pergerakan lawan). Sebagai Mission
Leader, aku berjalan di kubu depan untuk menyelesaikan misi tengah malam ini:
inspeksi DAOP A. Pedang cahaya menerangi jalur misi kami. Sampai di DAOP A, aku
dan Kapten Sucy siaga sementara si fortune
teller: Silvy, tidak berani ke atas karena sejak siang tadi telah mendapat
firasat buruk.
Adrenalinku mempercepat pompa jantung sehingga aliran darah pun tak
terkontrol. Gawat! Sang mission leader
mengalami sindrom manusiawi: DEG-DEG-AN! Tiba-tiba terdengar suara menyeramkan.
Kapten Sucy yang juga mengalami sindrom itu langsung sigap melompat turun ke
DAOP B (Daerah Operasi Bawah). Sejenak aku tak bisa bergerak. Setelah
menerawang TKP, ternyata makhluk yang menghasilkan suara menyeramkan itu adalah
si oranye besar. Makhluk gempal itu sebenarnya sudah lama ditugaskan di markas
kami sebagai : POMPA AIR. Lega, aku pun merapikan formasi kembali. Dengan
komunikasi berbasis gelombang suara : TERIAKAN; aku me-roger Kapten Sucy, “Kapten, Kapten, tenang saja itu hanya suara si
oranye besar yang sedang melaksanakan kodratnya sebagai pompa air. Segera
kembali ke DAOP A dan rapikan formasi!!!”
“Baik. Segera!”
Sebelum formasi kembali terbentuk, Silvy me-roger, “Bagaimana kondisi TKP?”
“Aman. Segera transformasi tempat ke DAOP A sekarang! Roger.”
Akhirnya formasi Night Cat
lengkap kembali. Pedang cahaya kini kuarahkan ke jalur udara markas kami untuk
membaca medan. Dari hasil sonarisasi pedang cahaya, disimpulkan bahwa si UMID
tidak berada di wilayah markas kami.
Madam Pera terbangun akibat polusi suara yang dihasilkan pelaksanaan misi
kami. Karena sudah terlanjur aku pun menyaran untuk sekalian menyiagakan Pitry.
Di DAOP A kami pun berunding. Akhirnya kami memutuskan untuk menutup akses
jalur udara dengan menurunkan screen
berteknologi tirai bambu sebagai shield
protector DAOP A.
Di DAOP B, Madam Leendha siaga dengan mata yang menyipit dan rambut
berantakan akibat terjangan angin selama perjalanan dari planet mimpi menuju
kembali ke markas. Setelah Kapten memberikan penjelasan secukupnya, kami diperintahkan untuk segera
menaiki pesawat ultrasonic menuju planet mimpi masing-masing.
Finally mission completed. But UMID
has successfully escaped from his running.
Sejarah Abidin’s Angel:
Kami berenam: Aku, Sucy, Silvy, Leendha, Pera dan Pitry (mahasiswi
Universitas Bakrie angkatan 2011 dengan latar belakang berbeda baik dari segi budaya, bahasa, asal daerah,
maupun prodi yang diambil) memutuskan untuk hidup satu atap milik Bapak Abidin
yang kami kontrak selama satu tahun. Jadi anggap saja kami adalah enam wanita
cantik yang bertugas merawat rumah bergaya orde baru itu. Haha…
The Squad Formula of Abidin’s Angels:
Captain : Sucy Ken
Mission Leader : Ahdee D’Tools
Fortune Teller : Silvy Shesia
Food Enduring Ministry : Pitry
Monosphere
Public Relationship : Pera MS
Co-PR : Leendha WS
Kesimpulan dari misi ini : si UMID merupakan makhluk dari spesies
Narsisme! Dari data yang diperoleh, ternyata si UMID memakai celana pendek,
baju putih, sepatu dan kacamata hitam saat beroperasi. Barang yang dicuri pun
berbau materialism dan egoism: dompet, HP dan rokok!
Komentar
Posting Komentar